Tugas ini saya buat untuk matakuliah
BAHASA INDONESIA 2 . Dimana penulisan ini saya tulis adalah tentang diri saya
sendiri masih di perkuliahan.
Hal yang paling nikmat adalah
mempunyai teman yang peduli sesama, namun peduli itu bisa dirasakan jika kita
juga turut peduli. Perbedaan pendapat pemikiran cara menyelesaikan masalah
adalah segelintir hal yang mana menjadi dinamika pertemanan. Hal ini membuat
saya ingin menulis hal manis dan pahit pertemanan di perkuliahan, satu hal yang
pasti menjadi saya membuka pintu pikiran tentang ‘TEMAN’.
Teman menurut saya adalah orang yang sama sama merasakan apa yang saya rasakan baik susah dan senang. Dikampus saya mempunyai teman yang boleh dibilang biasa saja. Tidak terlalu dekat namun sering terlihat, disini saya mengalami perbedaan yang mencolok, kenapa? Karna saya melihat bahwa domisil itu penting atau latar belakang daerah tinggal atau sekolah mereka. Saya melihat bahwa pemikiran mereka tidak sevisi misi dengan apa yang saya lalui di daerah saya berasal. Saya mendapatkan apa yang saya dapat di asal saya, akan tetapi yang saya dapat diasal saya berbeda jika saya bawa ke ‘pertemanan’ sekarang (dikampus).
Mereka menilai seakan orang dari ‘monas’ hebat gaul, dan sebagainya. Apa yang mereka tunjukan kekita bahwa mereka ingin dilihat atau diperhatikan lebih. Ingin disamakan, disamakan? Mereka mengganggap bahwa mereka itu sama seperti anak ‘monas’ tapi? Anak ‘monas’ menilai mereka aneh. Aneh iyalah kita sama sama manusia, sama sama makhluk social, mereka saja yang berpikiran bahwa ada tembok besar yang membatasi anak ‘monas’ dan anak lainnya. Momok ini lah yang membuat saya bahwa masalahnya itu di mereka, bukan di anak ‘monas’. Mereka yang melihat ‘WAH’ akan tetapi kami melihat nya biasa aja. Dikampus saya banyak belajar dari ilmu eksak sampi ilmu social, banyak keanekaragaman hayati manusianya, dari orang yang ‘bawa perasaan’, ‘purik’ (purik adalah orang yang ngambek’an), ‘orang yang ga modal’ (ingin nya gratisan, dia bilang yauda nanti diganti, kenyataannya tidak.
Kita yang notaben nya anak kuliah, ngurus diri sendiri aja masih kurang, uang disini dihambur hamburkan, sampe saya tidak paham lagi mau mereka apa, akan tetapi dari dulu sudah saya ‘paitin’ orang yang seperti itu), ‘orang yang menggampangkan segala hal’ ini adalah orang yang dianggap sok tahu akan segala hal, mengakuisisikan fakta yang kita dapat. Itulah segeilintir cerita saya dikelas, khusus nya dikampus.
Teman menurut saya adalah orang yang sama sama merasakan apa yang saya rasakan baik susah dan senang. Dikampus saya mempunyai teman yang boleh dibilang biasa saja. Tidak terlalu dekat namun sering terlihat, disini saya mengalami perbedaan yang mencolok, kenapa? Karna saya melihat bahwa domisil itu penting atau latar belakang daerah tinggal atau sekolah mereka. Saya melihat bahwa pemikiran mereka tidak sevisi misi dengan apa yang saya lalui di daerah saya berasal. Saya mendapatkan apa yang saya dapat di asal saya, akan tetapi yang saya dapat diasal saya berbeda jika saya bawa ke ‘pertemanan’ sekarang (dikampus).
Mereka menilai seakan orang dari ‘monas’ hebat gaul, dan sebagainya. Apa yang mereka tunjukan kekita bahwa mereka ingin dilihat atau diperhatikan lebih. Ingin disamakan, disamakan? Mereka mengganggap bahwa mereka itu sama seperti anak ‘monas’ tapi? Anak ‘monas’ menilai mereka aneh. Aneh iyalah kita sama sama manusia, sama sama makhluk social, mereka saja yang berpikiran bahwa ada tembok besar yang membatasi anak ‘monas’ dan anak lainnya. Momok ini lah yang membuat saya bahwa masalahnya itu di mereka, bukan di anak ‘monas’. Mereka yang melihat ‘WAH’ akan tetapi kami melihat nya biasa aja. Dikampus saya banyak belajar dari ilmu eksak sampi ilmu social, banyak keanekaragaman hayati manusianya, dari orang yang ‘bawa perasaan’, ‘purik’ (purik adalah orang yang ngambek’an), ‘orang yang ga modal’ (ingin nya gratisan, dia bilang yauda nanti diganti, kenyataannya tidak.
Kita yang notaben nya anak kuliah, ngurus diri sendiri aja masih kurang, uang disini dihambur hamburkan, sampe saya tidak paham lagi mau mereka apa, akan tetapi dari dulu sudah saya ‘paitin’ orang yang seperti itu), ‘orang yang menggampangkan segala hal’ ini adalah orang yang dianggap sok tahu akan segala hal, mengakuisisikan fakta yang kita dapat. Itulah segeilintir cerita saya dikelas, khusus nya dikampus.
No comments:
Post a Comment